Selamat datang di Situs TPP Prov Bali, semoga bermanfaat dan terimakasih telah berkunjung.

Jumat, 03 Oktober 2025

Peningkatan Kapasitas KPM se-Kabupaten Bangli Dorong Optimalisasi Input Data eHDW

Bangli – Sebanyak 60 Kader Pembangunan Manusia (KPM) dari seluruh desa di Kabupaten Bangli mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas yang digelar pada Jumat, 3 Oktober 2025 di Gedung BMB, Kantor Bupati Bangli. Kegiatan ini difokuskan pada penguatan kemampuan KPM dalam pemetaan, pendataan/pemantauan, serta pelaporan konvergensi stunting melalui aplikasi electronic Human Development Worker (eHDW). Sebagai tindak lanjut atas surat B-220/PDP.02.01/IX/2025 tentang  Laporan Kinerja Konvergensi Stunting Triwulan II-2025 dan Tindak Lanjut Peningkatan Capaian Kinerja Kabupaten/Kota.

 Acara dibuka langsung oleh Kepala Dinas PMD Kabupaten Bangli yang dalam arahannya menekankan pentingnya peran KPM dalam mendukung percepatan penurunan stunting. “KPM adalah ujung tombak di desa, kualitas data yang diinputkan pada aplikasi eHDW sangat menentukan arah kebijakan dan intervensi pemerintah,” tegasnya.

 Materi pertama disampaikan oleh PIC eHDW Kabupaten Bangli, Komang Sugiartha, yang memperkenalkan kembali peran, fungsi, dan tanggung jawab KPM dalam mendukung konvergensi stunting. Dilanjutkan dengan paparan teknis oleh PIC eHDW Provinsi Bali, Made Adi Parmadi, yang memandu peserta memahami alur inputan pemetaan, pendataan/pemantauan, serta mekanisme pelaporan pada aplikasi eHDW.

Antusiasme peserta terlihat jelas, terutama saat sesi simulasi aplikasi dan praktik langsung penginputan yang dibantu oleh KPM Desa Demulih, Ni Wayan Budi Utami sebagai KPM berkinerja  baik. 

Dari proses bimbingan teknis ini, teridentifikasi sejumlah kendala yang kerap dialami KPM dalam penggunaan aplikasi, khususnya pada tahap penginputan data. Temuan tersebut akan dijadikan bahan rencana tindak lanjut bagi pendamping desa, admin desa, dan KPM.

 “Melalui bimtek ini, kita berharap konvergensi desa bisa berjalan lebih baik karena KPM semakin paham dalam menjalankan perannya,” ujar ibu Kabid yang membidangi stunting dalam  menutup kegiatan dengan penuh optimisme


Penulis

Adi Parmadi

Kamis, 11 September 2025

Media Informasi Desa, Kunci Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Peran media informasi dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa semakin terlihat nyata di Bali. Pendamping desa telah mengidentifikasi berbagai jenis media yang digunakan desa-desa di Pulau Dewata untuk menyampaikan program dan kebijakan kepada warganya. Hasil pendataan menunjukkan pola pemanfaatan media yang beragam, mencerminkan upaya desa dalam mencapai keterbukaan informasi dan partisipasi aktif masyarakat.


Berdasarkan pendataan media informasi desa oleh TPP ( Kamis, 11 September 2025 ), Papan pengumuman, baliho, dan spanduk masih menjadi media konvensional yang sangat dominan, digunakan oleh 100% desa. Media ini dianggap efektif untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama warga lanjut usia atau mereka yang belum akrab dengan media digital. Keberadaan media fisik ini memastikan informasi penting tetap tersebar luas secara merata.

Selain media konvensional, transformasi digital desa juga menunjukkan kemajuan signifikan. Sebanyak 89% desa telah memanfaatkan website desa sebagai sarana utama keterbukaan informasi dan penyebarluasan dokumen penting. Mulai dari perencanaan pembangunan hingga laporan realisasi keuangan, website menjadi jendela transparansi dan alat kontrol publik yang mendorong pemerintahan desa lebih akuntabel.

Media sosial juga memainkan peran krusial. Facebook digunakan oleh 92% desa sebagai media komunikasi dua arah antara pemerintah desa dan masyarakat. Melalui platform ini, warga dapat mengikuti perkembangan kegiatan desa secara langsung serta memberikan tanggapan dan masukan. Grup WhatsApp dimanfaatkan oleh 64% desa untuk koordinasi internal maupun penyampaian informasi langsung kepada kelompok sasaran. Menariknya, Instagram mulai digunakan oleh 60% desa untuk pesan edukatif, promosi kegiatan, dan potensi desa dalam format video singkat yang menarik, terutama bagi kalangan muda.

Meskipun demikian, pemanfaatan media sosial seperti TikTok dan X (sebelumnya Twitter) masih tergolong rendah, masing-masing 25% dan 16%. Kedua platform ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan guna menyasar audiens yang lebih luas, khususnya dalam mempromosikan program dan produk unggulan desa ke luar daerah.

Identifikasi ini memberikan gambaran jelas sejauh mana desa memanfaatkan media informasi dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat. Hasil pendataan ini akan menjadi dasar untuk mendorong peningkatan kapasitas pengelolaan media informasi desa. Dengan demikian, penyebaran informasi diharapkan dapat lebih efektif, partisipatif, dan inklusif. Melalui optimalisasi media informasi desa, diharapkan desa-desa mampu memperkuat keterlibatan warga dalam pembangunan, mempercepat transformasi digital, dan menjamin keterbukaan informasi publik yang berkelanjutan.


Penulis

I Made Adi Parmadi

CARA BUAT BLOGSPOT SEDERHANA